Handphone sudah menjadi salah satu kebutuhan dasar yang sangat diperlukan dalam beraktivitas. Sebab melalui benda ini, hampir setiap kegiatan bisa dilakukan hanya dengan sentuhan jari. Akan tetapi, di balik kemudahan yang ditawarkan, ternyata handphone juga bisa membuat seseorang terjangkit nomofobia.
Nomofobia alias no mobile phone phobia merupakan perasaan takut yang muncul saat seseorang tidak mempunyai handphone atau kesulitan untuk mengakses handphone miliknya. Itu berarti, orang-orang yang terjangkit nomofobia sangat bergantung pada handphone dan tidak bisa hidup tanpanya.
Nomofobia menganggu kehidupan
Sebuah studi di Inggris yang dilakukan pada 2.163 orang menunjukkan, sebanyak 53% responden cenderung merasa cemas saat mereka kehilangan handphone, kehabisan baterai, pulsa maupun paket data, atau tidak memiliki jangkauan jaringan.
Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh Market Analysis and Consumer Research Organization (MACRO) di Mumbai melaporkan bahwa sebanyak 58% responden benar-benar tidak dapat beraktivitas tanpa handphone, bahkan selama sehari penuh.
Derajat keparahan nomofobia diidentikkan seperti pengaruh alkohol atau narkoba. Dengan kata lain, semakin bergantung pada handphone, semakin besar pula kemungkinan untuk tidak bisa lepas dari benda kecil tersebut.
“Teknologi bisa menyebabkan kecanduan, karena mereka bersifat psikoaktif,” kata seorang psikolog, David Greenfield, PhD.
Mendeteksi gejala nomofobia
Peneliti asal Italia, Nicola Luigi Bragazzi, Md, PhD., menyebutkan, beberapa ciri yang menjadi pertanda bahwa seseorang mengidap nomofobia adalah:
Selalu membawa pengisi daya (charger atau power bank)
Merasa sangat cemas ketika handphone kehabisan baterai atau tidak mendapatkan sinyal yang cukup
Memastikan handphone selalu dalam jangkauan tangan, bahkan ketika hendak tidur sekalipun
Adapun beberapa keadaan lain yang bisa menjadi indikasi bahwa Anda terjangkit nomophobia, di antaranya:
1. Memeriksa handphone berulang kali
Memeriksa handphone berulang kali dengan tujuan ‘menangkap’ pemberitahuan secepatnya memang tak ada salahnya. Namun, jika saat mengantuk berat atau saat sakit parah Anda masih berpikiran dan menyempatkan diri untuk memeriksa handphone, bisa jadi itu merupakan pertanda bahwa Anda mengindap nomofobia.
2. Merasa hampa tanpa handphone
Handphone dan jejaring media merupakan dua keadaan yang rasanya tak bisa dipisahkan. Maka itu, seorang nomofobia akan cenderung merasa hampa saat dirinya tak bisa mengakses jejaring sosial seperti facebook, twitter, instagram, dan lainnya, meski di saat bersamaan dirinya sedang berada di tengah keluarga atau kerabat dekat.
3. Membeberkan segala sesuatu ke jejaring sosial
Aat sedang makan, update. Baru bangun tidur, update. Sedang jalan-jalan bersama keluarga, update. Bahkan, sedang punya masalah dengan kekasih atau keluarga juga di-update. Hal itu memang tak ada salahnya. Namun hati-hati, tindakan-tindakan tersebut bisa menjadi indikasi bahwa Anda adalah seorang pengidap nomofobia.
4. Lebih memilih bersosialisasi dan hidup di dunia maya
Seorang nomofobia cenderung lebih memilih interaksi sosial secara tidak langsung alias melalui perantara jejaring sosial. Tak heran, mereka yang mengidap kondisi tersebut kerap merasa cemas saat harus berkomunikasi secara tatap muka.
Seorang nomofobia juga umumnya merasa lebih ‘hidup’ saat mereka benar-benar bisa menghabiskan sebagian besar waktu di dunia maya.
5. Selalu membawa handphone ke mana pun pergi
Apakah Anda selalu membawa handphone ke toilet, tidur bersebelahan dengan handphone, dan merasa bahwa handphone adalah bagian dari hidup yang benar-benar tak bisa dilepaskan? Awas, bisa jadi Anda adalah seorang pengidap nomofobia.
6. Memiliki dua handphone atau lebih
Jika Anda adalah orang yang sangat produktif, memiliki handphone lebih dari satu mungkin dapat mempermudah perkerjaan. Namun, jika Anda memiliki handphone lebih dari satu tanpa sebab dan alasan yang jelas, mungkin Anda adalah seorang pengidap nomofobia.
Mengetahui bahwa handphone dapat menyebabkan nomofobia, Anda dianjurkan untuk menggunakan benda kecil ini secara bijaksana alias tidak terlalu bergantung padanya. Sementara itu, jika Anda merasa sudah mengalami gejala-gejala yang merujuk pada nomofobia, jangan ragu untuk segera berkonsultasi ke dokter atau psikiater.
source: klikdokter